Ketika Tawakal menjadi Kuncinya
Pada suatu hari tinggalah 2
keluarga yang saling bertetangga. Yang satu keluarga kaya dan yang satunya lagi
keluarga miskin. Kedua keluarga itu memiliki banyak sekali perbedaan, yang kaya
memiliki kebahagiaan dari harta yang dia punya, dan yang miskin mempunyai
kebahagiaan dari anaknya yang selalu ia syukuri sebagai karunia Allah dan rasa
syukur yang selalu terucap dari mulut keluarga miskin tersebut.
G :
"Umi.. aku mau berangkat dulu, kak ayo berangkat nanti aku kesiangan
nih." (sambil menggendong tasnya).
R :
"Iyaa de sabar dong, kakak lagi nyiapin buku nih." (menyiapkan buku untuk dibawa ke sekolah)
F :
"Kalian ini, udah sarapan kan semuanya."
G :
"Udah dong mi, aku kalo ga makan gabisa belajar ntar di sekolah."
R :
"Bawel kamu de." (Meledek Tia)
D :
"Aduhh kalian pagi-pagi udah berisik aja." (Keluar dari ruangan berpakaikan peci dan sarung)
G :
"Ini bi, kakak masa ngeledek aku." (gaya anak-anak yang wadulan)
D :
"Iyaa iyaa udah sanah berangkat sekolah ntar kalian malah telat lho."
G :
"Iyaa bi, mi kita berangkat dulu ya."
R :
"Abi, umi kita berangkat dulu ya."
F : "Iyaa iyaa hati-hati berdoa dulu. Kak Zaldi jagain
adiknya lho."
D :
"Dek bentar.. ini abi ada sangu buat adek sama kakak.. Dibagi ya."
G :
"Alhamdulillah makasih ya bi."
Saat mereka berangkat ke sekolah
tiba-tiba di suatu persimpangan terdapat mobil yang bergerak cepat dan akan
menabrak mereka.
V :
"Pah awas depan ada anak kecil, rem mobilnya pah di remmm cepet." (Memegang tangan Ardi)
A :
"Aduhh mah remnya ngga makem nih, papah udah coba rem ini." (Bingung dan panik)
Saat mereka menyebrang Zaldi
melihat mobil mengarah ke Adiknya, dan ia langsung melindungi adiknya dari
mobil yang cepat menghampiri mereka. Namun na'as Zaldi justru tertabrak dan ia
meninggal di tempat.
G :
"Kakk Zalldii bangun kaa."(menangis sejadi-jadinya)
A :
"Aduh mah kita nabrak anak kecil. Gimana ya?" (Dari dalam mobil)
V :
"Papah sih sok-sokan ngebut segala."
A :
"Bentar mah, papah turun dulu liat orangnya."
V :
"Mamah takut pah."
A :
"(menengok dari jendela) lho itu kan anaknya Rama."
V :
"Ohh anak orang miskin itu, yaudah deh pah kita biarin aja dia. Ga penting
juga ngurusin
orang miskin gitu."(sombong dan angkuh)
A :
"Tapi kan mah." (Bingung)
V :
"Udah pah cepet ntar mamah telat nih arisannya."
Keluarga kaya itu pun pergi
membiarkan anak yang ditabraknya tadi. Lalu anak itu ditolong oleh warga
sekitar dan dibawa ke rumahnya.
F :"Ini
Kakak kenapa de?"
D :
"Masya Allah Kak, kenapa ini dek."
G :
"Kakak tadi ketabrak mobil mi, bi."
F :
"Yaudah kita bawa kakak ke rumah sakit sekarang."
D :
"(Memegang debyut nadi Zaldi yang telah tak berdenyut)Mi, Kak Zaldi
udah.."
F :
"Ayoo bi sekarang kita bawa Zaldi ke rumah sakit."
D :
"Tapi mi, Kak Zaldi udah MENINGGAL."
F :
"Ga mungkin Abi pasti bohong kan."
G :
"Abi jangan bohong bi."
D :
"Kita harus pasrahkan dia kepada Allah."
G :
"Tapi kan bi."
F : "Ya Allah gusti- gusti."
Zaldi pun dikubur dan keluarga si
Miskin ini amat sangat sedih karena bagian dari keluarganya sudah kembali ke
Rahmatullah. Namun begitu mereka bisa tabah dalam menghadapi berbagai cobaan.
Karena mereka tau bahwa cobaan adalah cara Allah menguji keimanan mereka.
#Keesokan harinya di kediaman si
Kaya
A :
"Udah mah, mamah ini lho gabisa hemat kemarin kan papah udah isi atm mamah
masa
sehari udah abis sih."
V :
"Yaelah papah, cuman 3juta juga lagian itu cuman buat mamah makan sama
main bareng
temen-temen arisan kemaren."
A :
"Terserah mamah aja deh."
V :
"Yaudah sana cari istri yang lain aja. Gitu aja repot."
A :
"Engga lah mah masa istriku yang cantik gini aku tinggalin."
V : "Dasar papah gombal mulu deh, ntar mamah mau makan
sama bu Katedi restoran depan
mamah sekolah dulu."
A :
"Iyaa deh mah ntar ATM mamah, papah isiin lagi 5juta cukup kan."
V :
"Makasih papah."
Saat keluar dari rumah, tiba-
tiba kedua keluarga itu bertemu.
V :
"Orang miskin ya bisanya cuman bersih-bersih rumah doang, ngumpulin daun
buat dimakan,
ga kaya di rumah udah ada pembantu terus
makan sering delivery."
F :
(Hanya menatapnya)
V :
"Kayaknya aku harus pindah rumah lagi nih, disini lingkungannya kotor mbok
aku ketularan
miskin juga iuchh."
F :
(Hanya menatapnya)
V :
"Biasa lah orang miskin mah tuli, buat makan aja susah. Mending aku
hangout aja sama
temen-temen."
Kemudian Ibu si Kaya itu pergi
menggunakan mobilnya dan meludah ke arah ibu si miskin tadi."
F :
"Astaghfirullah, ada ya manusia gitu."
G :
"Umi aku pulang."
F :
"Lho adek kok baru pulang jam segini baru pulang?"
G :
"Tadi adek ada ulangan mi, tapi alhamdulillah bisa."
F :
"Syukurlah anak Umi emang pinter."
G :
"Oh iya Abi belum pulang juga mi?"
F :
"Iyaa kok belum ya, yaudah tunggu aja."
Sementara itu di tempat kerja.
D :
"Aduh jam segini tugasku masih numpuk belum lagi pada nitip dibuatin
A :
"Anda ini lambat sekali kerjanya, besok saya akan usul kepada Dirut untu
mencari karyawan
baru lagi, ngga seperti ini"
D :
"Maaf pak tadi pak sofyan, hamid sama pak wisnu semua nitip saya yang
kerjain."
A :
"Alahh alesan aja, mending saya pulang ketemu istri saya."
D :
"MasyaAllah kuatkanlah hambamu ini ya Allah. Eh udah waktunya buat sholat,
mending
sholat dulu biar tenang nih pikiran."
Setelah Sholat Bapak si Miskin
itu kembali melanjutkan pekerjaannya sampai lembur. Ia pulang tepat subuh
sehingga membuat heran istrinya.
D :
"Assalamu'alaikum mi."
F :
"Wa'alaikumsalam, lho Abi baru pulang jam segini."
D :
"Tugas di kantor banyak mi, banyak yang nitip maklum lah Abi juga masih
magang."
G :
"Lho Abi dah pulang."
D :
"Udah kok kamu udah solat subuh belum."
G :
"Udah kok bi tadi sama Umi."
F :
"Umi bikinin kopi dulu ya bi."
F :
"Iyya makasih mi."
#Tepat pada pukul 6 pagi, kedua
keluarga itu bertemu di depan rumah.
D :
"Abi berangkat dulu ya mi."
F :
"Iya bi hati-hati."
V :
"Pah aku ntar mau belanja baju dong, di Mall lagi diskon 5% murah banget
kan. Aku beli
ya."
A :
"Iyaa pilih aja ntar papah temenin kalo perlu."
G :
"Abi mau berangkat ya, bareng Tia ya."
D :
"Tia sama temen Tia aja, Abi takut motor abi kan sering mogok ntar Tia
ikut ndorong cape
lho."
G :
"Gapapa lah bi."
Kini si Miskin melakukan
rutinitasnya seperti biasa berangkat jam 6 pagi pulang jam 5 pagi, hal itu ia
lakukan terus-menerus. Tak lupa menjalankan ibadah yang sebagaimana wajib ia
lakukan tak pernah ditinggal. Pekerjaannya bukan halangannya untuk lupa kepada
sang pencipta. Beda dengan si Kaya yang setiap harinya selalu memboroskan uang
dan pamer dalam berbagai hal. Tak sedikit perilaku tercela keluarga mereka
lakukan kepada orang-orang.
#Hingga di suatu kejadian terjadi
pertemuan dengan DirUt
A :
"Maaf pak saya terlambat, tadi jalanan macet hehe."
R :
"Silahkan duduk."
A :
"Ada apa ya pak manggil saya."
R :
"Banyak tugas kamu tinggalkan, kamu tidak bertanggungjawab dan berulang
kali membuat
gaduh kantor ini, dan kamu selalu
menggunakan jabatanmu untuk berbuat seenaknya saja."
A :
"Tapi pak saya bisa jelaskan."
R :
"Kamu di PECAT!!"
A :
"Pak tolong pak."
R : "Ga ada tapi-tapian. Keluar dari kantor saya."
Lalu masuklah si Miskin itu
setelah ia dipanggil oleh DirUt.
D :
"Assalamualaikum pak."
R :
"Wa'allaikum salam."
D :
"Ada apa ya bapak manggil saya kesini."
R :
"Selamat kamu menjadi manager di perusaahan ini."
D :
"Maksud bapak?"
R :
"Saya amati kamu karyawan saya yang terbaik, kerja keras, usaha, dan doamu
patut saya
apresiasikan, dan berkat kamu perusaahan ini
menjadi berkembang pesat."
D :
"Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi tugas saya pak."
R :
"Kamu ini suka merendah, kamu boleh keluar, ambil sertifikat itu dan
pulanglah. Kabari
keluargamu kalau kamu sudah menjadi orang nomor
1 di perusahaan ini."
D :
"Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih banyak pak terima kasih." saya
pamit dulu
Assalamu'alaikum."
#Sesampainya di rumah si Miskin
D :
"Ini ada ATM buat Umi, sama Tia."
G :
"Darimana ini bi?"
F :
"Apa maksudnya bi."
D :
"Yang penting Abi sekarang seneng banget Abi jadi manager perusahaan Abi
ini."
F :
"Beneran bi? Alhamdulillah ya Allah.'
G :
"Alhamdulillah.. Bisa beli buku-buku sekolah akhirnya."
D :
"Udah sanah kalian pakai dulu tapi ingat gaboleh boros karena boros sifat
setan.Pakai
seperlunya dan jangan lupa ditabung."
G :
"Alhamdulillah, mi temenin adek beli buku yuk."
F :
"Iyaa Umi sekalian beli keperluan rumah juga."
Hidup berputar 360°
kadang kita diatas kadang juga kita dibawah.
Maka dari itu janganlah sombong dan terus berusaha agar hidupmu lebih baik
lagi.
#Sementara itu di keluarga mantan
si Kaya
V :
"Kita CERAI!!"
A :
"Kok gitu si mah."
V :
"Ga ada mamah-mamahan lagi. Aku males nikah sama orang miskin kaya
kamu."
A :
"Tunggu dulu dong."
V :
" Apaan sih."
A :
"Ve aku mohon."
Lalu mantan si Kaya tersebut
mencoba mendaftar kembali ke perusahaan lamanya
A :
"Maafkan saya pak Rama."
D :
"Yang sudah-sudah biarlah sudah. Saya sudah tau semuanya dan saya
pasrahkan kepada
Allah."
A :
"Jadi saya diterima disini."
D :
"Tentu saja kenapa tidak?"
A :
"Terima kasih pak."
D :
"Terima kasihlah kepada Allah yang sedang menguji keimanan kamu, bekerja
keraslah dan
berdoa karena itu kunci sebuah jalan menuju
kesuksesan."
A :
"Terima kasih atas sarannya pak terima kasih banyak."
D :
"Sama-sama."
Itulah kisah dari si Kaya dan
SiMiskin dimana dengan bertawakal dan pasrah terhadap berbagai cobaan adalah
suatu jalan menuju kesuksesan
No comments:
Post a Comment